Kain shibori menjadi salah satu produk yang sangat ramah lingkungan dan memanfaatkan bahan dari alam. Dari kain Shibori ini juga bisa dihasilkan berbagai macam produk turunan seperti pakaian termasuk masker, selendang, kain, kaos, kimono, kulot dan berbagai jenis turunan sandang lainnya.
Teknik produksi kain shibori muncul ketika datangnya salah satu mahasiswi Jepara ke SMK Bakti Karya Parigi dan memulai petualangan serta berkarya bersama dengan siswa-siswi, bahkan warga Kampung Nusantara yang hidupnya berdampingan dengan siswa-siswi yang berasal dari berbagai penjuru daerah. Mahasiswi tersebut kerap dipanggil Mbak Hanik dengan ciri khas bahasa dan bicaranya medok Jawa.
Bertepatan dengan Hari Hutan Sedunia. SMK Bakti Karya Parigi menggelar pameran kain shibori yang diproduksi langsung oleh tangan-tangan anak multikultural.
Ada yang bertugas untuk mencari bahan pewarna alami, merebus bahan pewarna, memotong kain, mencuci kain, membuat motif dan celup kain, hingga produk selesai dan siap dipamerkan. Setelah produk selesai dibuat, selanjutnya dipamerkan pada acara Fashion Show kain shibori dan tentu saja dipadukan dengan tarian tradisional agar penyajiannya lebih keren.
Aku sangat senang karena pada momentum indah itu, aku terpilih untuk menjadi salah satu model fashion show Shibori Exhibition Life Nature Life Culture.
Karena menjadi model tersebut aku belajar tampil di depan orang banyak dan menunjukan betapa bagusnya pakaian yang aku pakai sehingga orang bisa terpikat dengan kecantikan produknya. Dari pameran kain shibori tersebut banyak pihak yang mengapresiasi dan mendukung karya tersebut.
Setelah aku lulus, aku memutuskan untuk mengisi kegiatanku di asrama untuk memproduksi kain shibori. Dengan tekun akun aku berproses dari mulai cari bahan, merebus pewarna, memotong kain, mencuci, membuat motif hingga mewarnai.
Karena itu semua aku lakukan dengan sendirian, sesekali aku bawa bahan-bahan yang perlu aku motif ke rumah. Bahkan warga sekitar yang melihat aku mengikat sebuah kain polos dengan tali rapia, mereka sangat penasaran. Lalu aku dengan senang hati menjelaskan bahwa ini merupakan proses membuat kain shibori dengan pewarna yang ramah lingkungan dan berasal dari alam.
Bahkan saking penasarannya, nenek ku mencoba membantu membuat motif dan kami pun berproses bersama sambil bercerita ria. Itu adalah pengalaman terkesan yang aku alami selama sekolah di SMK Bakti Karya Parigi. Aku bisa membagikan ilmu yang aku dapat dan juga mengubah pandangan warga sekitar terhadap sekolah yang siswanya terdiri dari berbeda budaya, adat, suku, ras, agama.***